Tole Iskandar, Pejuang yang Selalu Bawa Anjing

Pasar Segar salah satu ikon di Jalan Tole Iskandar
JALAN Tole Iskandar termasuk jalan utama di Kota Depok, Jawa Barat. Ia setara dengan Jalan Margonda, Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Juanda, Jalan Siliwangi, Jl. Kartini dan Jl. Pemuda. Selain berada di pusat kota jalan ini menjadi sentra bisnis dan jasa. Di sana berjajar rumah toko, rumah sakit, perbankan, pasar modern dan juga sentra-sentra kuliner.

Pemkot Depok tentu tidak sembarangan memberikan nama pada sebuah jalan. Termasuk nama Tole Iskandar. Nama yang aneh sekaligus unik, menurut saya.

Setelah searching saya baru tahu bahwa Tole Iskandar bukan orang sembarangan. Nama Tole Iskandar dikukuhkan dalam Perda Nomor 1/1999 tentang Hari Jadi dan Lambang Kota Depok.

Diceritakan, setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, Heiho dan Pembela Tanah Air (Peta) dibubarkan, personel Heiho dan Peta kembali ke kampungnya. Mereka diperbolehkan membawa perlengkapan kecuali senjata.

Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, para pemuda Depok, khususnya bekas Heiho dan Peta terpanggil hatinya untuk berjuang dalam perang menghadapi Agresi Militer Belanda.

Pada September 1945, diadakan rapat pertama kali di sebuah rumah di Jalan Citayam (sekarang Jalan Kartini). Hadir di antaranya seorang bekas tentara Peta, Tole Iskandar berikut tujuh orang bekas Heiho dan 13 orang pemuda Depok lainnya. Pada rapat tersebut diputuskan dibentuk Barisan Keamanan Depok yang keseluruhannya berjumlah 21 orang. Tole Iskandar akhirnya terpilih menjadi komandan. Merekalah cikal bakal perjuangan di Depok.

Saat itu, senjata yang dimiliki Barisan Keamanan ini hanya empat pucuk karaben Jepang. Itu pun hasil rampasan dari polisi Jepang yang bertugas di Depok. Kolonel Samuan, salah satu tim penyusun sejarah perjuangan di Bogor menyebutkan 21 orang ini diberi nama Kelompok 21 adalah Tole Iskandar, Abdoelah, Saijan, Sainan, Sinan, Salam A, Niran, Saidi Botjet, Idan Saijan, Tamin, Joesoep, Salam B, Baoeng, Mahroep, Muhasim, Hasbi, Rodjak, Tarip, Kosim, Nadjid, dan Mamoen.

Menurut Rachmadi Minton, keponakan Tole Iskandar, Tole adalah anak pertama dari Raden Samidi Darmorahardjo bin Adam. Dan ibunya bernama Sukati binti Raden Setjodiwiryo. "Menurut cerita ayah saya, Mas Tole adalah pejuang Depok Lama yang mengusir penjajah Belanda," kata Rachmadi.

Pada masa perang dulu, kata Rachmadi, Tole selalu membawa seekor anjing kesayangannya. Risiko sebagai pejuang, Tole pun dibantai Belanda di daerah Cikasintu.

Keturunan dan keluarga besar Tole Iskandar masih ada dan tinggal di Jalan Kartini, Gang Kembang I, RT 03/03, Pancoran Mas, Kota Depok.

Comments

  1. Alamat rumah Tole Iskandar, jl. Citayam Raya - gg. Kembang - Ratujaya RT 03/03 No. 1. Bukan jalan Kartini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alamat rumah Tole Iskandar, jl. Citayam raya gg. Kembang no. 1 Ratujaya RT 03/03 Kel. Ratujaya kota Depok.

      Delete

Post a Comment